Seiring dengan perkembangan zaman, memacu lajunya pembangunan di Indonesia. Sekarang ini pertumbuhan pembanguna semakin pesat. Baik itu pembangunan pusat-pusat perbelanjaan, apartemen sampai pada gedung-gedung perkantoran dan bangunan komersial lainnya, maupun bangunan-bangunan untuk perumahan. Jadi hampir merata pembangunan sudah dilakukan bahkan sampai pada pedesaan, semua area dipenuhi oleh bangunan-bangunan gedung, perumahan dan sebagainya.
Dengan padatnya bangunan-bangunan yang ada memicu timbulnya rayap, karena rayap lebih cepat naik menyerang bangunan yang merupakan kawasan areanya padat, dibandingkan dengan kawasan yang masih sepi dengan bangunan atau area yang masih hijau dan banyak mempunyai daerah resapan air.
Menurut para peneliti bangunan yang telah aktif dalam dunia anti rayap untuk bangunan, itu semua terjadi karena proses ketidakseimbangan antara daya dukung alam (ketersediaan lahan) di suatu kawasan dengan kebutuhan manusia akan hunian dan properti yang terus meningkat setiap tahunnya. Sehingga lahan yang ada selalu digunakan untuk pembangunan gedung ataupun properti lainnya karena akan mempuyai nilai komersial yang tinggi.
Sehingga yang awalnya rayap mempunyai peran sebagai pengurai dari pelapukan-pelapukan yang terjadi secara alami dalam proses alami pepohonan, mulai kekurangan dan kehilangan sumber makanan alami mereka. Rayap akhirnya kehabisan makanan mereka di habitat alaminya sehingga mereka terpaksa naik ke gedung-gedung dan bangunan-bangunan yang memungkinkan mereka akan memperoleh makanan di sana.
Rayap dapat naik ke lantai-lantai bahkan gedung-gedung pencakar langit untuk dapat mencari makanan. Mereka akan mengincar furniture yang mengandung unsur selulosa seperti kayu, arsip, sepatu, dan masih banyak lagi yang berbahan turunan seperti kertas.
Oleh sebab ini para pemilik properti harus semakin waspada dengan melakukan tindakan-tindakan pencegahan seperti, mengurangi penggunaan komponen kayu dalam properti mereka, juga menggunakan jasa anti rayap pada saat mendirikan bangunan. Para pemilik gedung harus sering-sering melakukan inspeksi/ memerika bangunan-bangunan yang ada karena masih ada potensi rayap untuk merangkak naik lagi.
Walaupun pada saat pembangunan sudah dilakukan inspeksi rayap tidak dapat menjamin rayap tidak datang kembali. Maka dari itu pengusaha properti harus semakin cerdas dalam penanganan masalah hama rayap ini. Karena jika dibiarkan dapat menimbulkan kerugian yang besar. Alangkah baiknya jika masalah hama rayap diserahkan kepada jasa anti rayap profesional yang sudah mengerti dalam pengelolaan resiko rayap, sehingga dapat terhindar dari hama rayap.